Kamis, 28 Mei 2020

TUHAN

TUHAN
Siapakah tuhan?
Ada apa sajakah dengan Tuhan?
Kenapa harus Tuhan!
Tuhan adalah merupakan sebuah sumber kebingungan Alam Semesta.
Manusia dan Alam Semesta adalah merupakan satu bentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, disini ada sebuah proses-proses Pembentukan, Pemeliharaan, Penguasaan dan Pentiadaan/Pemusnahan. Diantara semuanya ini manusialah yang paling akan sangat terjebak di antara semua ini atas segala kemampuan dan akal yang dimiliki karena ini adalah merupakan Tuhan atau juga bisa disebut Alam Semesta.
Manusia dan Alam Semesta adalah selalu menjadi satu bentuk keterikatan yang saling terikat yang pula tidak bisa dipisahkan yang juga telah disebut sebagai Satu Kesatuan yang sangat utuh. Ketika memaknai sebuah kata keterikatan maka sudah pasti berkaitan dengan makna Erat, Kuat, tidak bisa dipisahkan, menyatu. Yang nantinya akan banyak sekali menjumpai bentuk-bentuk persamaan namun berbeda tetapi adalah menjadi satu atau satu makna yang beda. Yang lasim di sebut Bhineka Tunggal Ika, ini adalah merupakan sumber-sumber Belenggu dan Kelepasan, Hitam dan Putih namun satu makna. Belenggu bisa juga menjadi kelepasan begitu juga Putih bisa menjadi hitam atau antara hitam dan putih itu adalah sama makna kelak ketika kita telah berada pada sumber belenggu/kelepasan yaitu Yang menjadi makna Ikhlas/Nirvana/Tuhan, disini tidak akan menjadi dan ada sumber kebenaran kecuali kita dapat menentukan hasil/pencapaian yang disebut Penciptaan. Segala macam proses-proses penciptaan itu adalah selalu berada pada awal kehidupan/penentuan disinilah juga merupakan titik pijakan sebagai sumber kebenaran dan kebingungan.

Segala sesuatu pada dasarnya adalah dimulai oleh Pikiran, walaupun di dalam peredaran/perputarannya akan menjadi banyak' acak' tidak berawal/di dlm kekosongan tetapi dengan semuanya itu erat kaitannya dengan Pikiran dan mungkin juga jika berada di dalam pendalaman atau sudut yang paling kelam nantinya Pikiran inilah juga sebagai awal mula kehidupan baik sederhana ataupun hingga yang paling rumit dan ini pula bisa di sebut sebagai Tuhan dan segalanya adalah Tuhan yang ada pada seisi alam semesta baik yang nyata' abstrak, kongkrit' hayalan/kulit/kehampaan yg sebenarnya tidak hampa seperti Udara' atmosfeer' aura/aurora yang nantinya semuanya ini bersifat penuh bahkan melebihi dari volume material itu sendiri walupun kasat mata. Dari semua ini yang ada begitu banyak mungkin sampai tak terhingga jenis dan jumlahnya kita adalah Esa/Satu tidak ada bedanya.
Kembali dengan pikiran itu sendiri, yang menjadikan diri kita itu berbeda/lebih adalah kita bisa berkomunikasi dan memiliki panca indra, jika dilebihkan maka akan disebut Nafsu atau bisa pula disebut Pikiran. Ini adalah dapat mendifinisikan sebagai Saraf/Pusat-Pusat kehidupan/Simpul-Simpul Cahaya dan Gelap/Panas dan Dingin, lamunan/termenung/kesedihan dari pikiran yang sangat paling sederhana inilah akan menjadi cikal bakal kehidupan yang nantinya melahirkan segalanya yang berakibat tidak adanya saling memahami' mengerti' mengakui tentang Hidup karena didalamnya akan ada sifat Buas, kejam, iri, dengki, dan lain-lainnya yang menjadi belenggu di samping sifat halus/manusiawi. Sifat hal-hal inilah yang dimiliki oleh alam semesta/manusia/tuhan.

Alam Semesta menjadi bersifat Mimpi dan Nyata, atas segala perbuatan dan mekanisme tersebut diatas yaitu hal yang bersifat mimpi/hayalan akan menjadi nyata yang disebut sebagai lamunan/menggambarkan sesuatu dari beban pikiran, dan hal yang bersifat nyata itu berada dalam difinisi mimpi dan menjadi tidak terbatas. Takut/ketakutan adalah sumber malapetaka yang akan mengikat menjadi sebuah belenggu yang dapat berakibat sangat buruk dan kita harus menyadari hal-hal yang menyangkut konotasi dari kebebasan, merdeka, dan terbuka itu adalah sesuatu yang menjadi abstrak/di alam mimpi karena sebenarnya itu tidak ada di alam semesta ini. Segala sesuatunya adalah saling mempengaruhi yang disebut sebagai sifat dari Hidup. Semuanya telah membawa bawaannya masing-masing dan yang perlu kita sadari adalah tentang nilai-nilai ketuhanan dan mengadopsi dan dijalankan pada diri sendiri saja terlebih dahulu dari semuanya ini adalah karena kita Satu tidak ada bedanya. Disinilah simpul alam semesta yang paling besar berkutat yang bisa pula disebut sebagai Simpul Salah. Pengorbanan dan yadnya itu akan dianggap salah karena yang lebih utama itu adalah diri sendiri maka dengan mudah kita akan menjadi satu yang menjadi sangat sulit adalah memahami tentang sumber-sumber kesatuan ini yang memerlukan pengorbanan, waktu begitu pula sumber-sumber kebangkitan kehidupan/yang menghidupkan.
Manusia adalah titik terberat simpul alam semesta atau bisa pula manusia itu disebut sebagai Simpul Salah yang menjadi naunganya adalah ibu pertiwi/bumi/dunia sebagai tempat kita berpijak dan belajar dari segalanya. Manusia adalah tempat pembelajaran yang sangat besar karena menerima pancaran-pancaran energi yang sangat acak dari alam semesta bahkan pengaruh ini tak terhingga jika di raup semua tanpa kedewasaan diri dan lingkungan maka akan menjadi Defresi/Gila/Gendeng. Belajar yang benar itu adalah mengetahui sumber kemampuan diri jika dipergunakan dengan baik maka akan menjadi sangat bahagia, manusia ditujukan adalah untuk berbahagian bukan berpikir rumit/terbelenggu dan berada di dalam kesusahan karena Cahaya dan Pengaruh itu tertuju pada kita Bumi/Manusia nantinya kita akan membuat dan memanifulasi segalanya/mencuri dari pada nilai-nilai ketuhanan. Jika dibiarkan mengambang maka kembali akan menjadi pengaruh membuat kehidupannya masing-masing menyesatkan dan mengelompok yang besarlah yang akan semakin besar menindas yang lemah untuk dibangkitkan membuat kehidupan, manusia akan menjadi susah, rakus terbelenggu oleh kulit itu sendiri. Yang menjadi masalah ketika manusia itu tidak bisa mati namun berada pada ambang kebinasaan dan tempat berpijak yang telah kotor/sembraut/kumuh dan padat ditengah ketidak berdayaan. Menjadi penonton yang semestinya kita tidak perlu untuk tonton/perlihatkan/dapatkan.
Untuk berada di dalam isi kehidupan ini yang mesti kita lakukan adalah mengerti apa itu Hidup, dan menjalankan hidup yang berlebihan adalah akan menyesatkan kita tidak akan pernah menemukan kebenaran disini. Yang mesti kita lakukan adalah mengabdi inilah ibadah terbesar yang bisa dilakukan manusia untuk kebesaran Tuhan atas semua manifestasinya/penjelmaan/ujudnya.
Masalah terbesar manusia adalah Kesejahteraan, maka Tuhan secara alami di dalam hidup akan menggali dan membangkitkan kehidupan di dalam: Kecemburua/iri dan dengki, keadilan, pemerataan, kemampuan diri, wilayah/daerah maka akan di dapat sebagai satu sumber kesatuan/ingin menyatu/esa maka akan berbanding terbalik dengan konflik/kompetisi/peperangan dan difinisi hidup Tuhan, karena yang ada itu selalu 2/1(selalu dua yang satu) sebagai sumber pembelajaran pusat dari kebingungan, pencerahan dan kerasnya hidup. Inilah sumber-sumber kebuntuan Tuhan yang dibawa dan dimiliki manusia.
Di dalam sepirit ini selalu akan ada jiwa di dalam diri tentang memahami kebenarannya jiwa akan selalu bertentangan, ngilut(seperti tali tambang/ benang yang sedang di buat) menjadi susah/di ambang kebinasaan/depresi sefirit.
Inilah kebenaran yang menjadi tidak benar untuk Tuhan. Ibarat sebuah balon udara yang ditiup bersifat penuh jika dari dalam kita bisa bergerak bebas namun jika dari luar kita menjadi menekan/tidak bisa masuk/keluar, kulit yang sangat abstrak/hampa tidak terlihat, atmosfeer membakar sesuatu yang tidak berbahaya namun di anggap berbahaya karena kecepatan yang menghantam, sesuatu yang alami namun tidak alami, kehendak, hidup yang sebenarnya tidak ada menjadi ada, tersembunyi bahkan tidak dapat di jabarkan.
Tuhan itu ada dan berkehendak.
Menjadi kande papat.
Menjadi esa yaitu bahagia lahir batin/surga/wi.
Inilah sedikit pengalaman hidup dengan harapan bisa dipergunakan untuk dasar melangkah menuju masa depan yang bahagia pada masa-masa yang binasa ini dan tidak bisa binasa karena disinilah tempatnya berbahagia pada ibu pertiwi(<</>>,~/=,°,•), alam pengetahuan Tuhan. Sumber kehidupan/kebangkitan. Alam semesta tempat berjudi/Takdir hidup yang mesti di bahagiakan yang memang harus di bahagiakan.